Assalamualaikum Wr Wb....
Uhuk..uhuk... terdengar suara batuk batuk Syafa. Segera saya menghampirinya, "Syafa tenggorokannya sakit ya..hidungnya buntu Nak?
Ya...saya selalu parno jika mendengar Syafa batuk-batuk. Meskipun kadang itu hanya batuk karena tersedak. Syafa meiliki alergi dari bayi. Munculnya alergi ini terlihat saat Syafa masih umur 2 hari saat dari Rumah Sakit diberikan susu formula. Muncul merah-merah di kedua pipi serta kelopak matanya sehingga wajahnya tampak sedikit bengkak. Kamipun segera berkonsultasi ke DSA. Ternyata menurut DSA nya, Syafa alergi protein susu sapi dan disarankan menggunakan susu hypoalergenik. Kamipun segera menghentikan pemberian susu formula dan hanya memberikan ASI. Alhamdulillah merah-merah di wajah Syafa mulai berkurang dan sembuh.
Ternyata pantangannya tidak sampai disitu saja, saat usia 3 bulan sering terdengar suara "grok..grok.." saat Syafa tidur dan hidungnya buntu sehingga mengganggu tidurnya. Awalnya saya kira Syafa terserang flu. Tapi setelah beberapa hari ternyata suhu badannya tetap normal dan tidak ada batuk ataupun ingus (maaf) yang keluar. Kamipun berkonsultasi kembali ke DSA. Penjelasan dari dokter ternyata ini karena ALERGI. Karena Syafa hanya mengkonsumsi ASI, saya disarankan untuk tidak mengkonsumsi susu sapi, daging ayam, telur,ikan laut, udang, kacang-kacangan. Yang boleh saya konsumsi daging sapi, tahu, tempe, sayuran. Dan untuk mengurangi hidung yang buntu, Syafa diberi cairan tetes hidung. Ok... demi Syafa saya ikuti semua saran dari DSA, saya mulai tidak mengkonsumsi makanan-makanan yang dilarang oleh DSA. Alhamdulillah.... suara grok-grok dan hidung buntu pun mulai hilang.
Saat Syafa berusia 6 bulan, saya mendapat panggilan untuk melaksanankan Prajabatan selama 21 hari sebagai persyaratan wajib bagi seorang CPNS agar bisa diangkat menjadi PNS. Tentunya hal ini membuat saya bimbang karena saya harus meninggalkan Syafa yang baru berusia 6 bulan. Tetapi saya juga tidak mungkin untuk meninggalkan kewajiban saya sebagai abdi negara.
Segala persiapan telah saya siapkan untuk Syafasebelum saya berangkat ke tempat Prajabatan. Mulai dari persiapan ASIP serta obat-obatan jikalau Syafa sakit. Dulu masih jarang sekali yang menjual botol untuk menyimpan ASI sehingga saya pun membeli berpuluh-puluh UC1*** yang botolnya saya akan saya gunakan untuk menyimpan ASIP. Sebagian botol saya gunakan untuk stok ASIP di rumah,dan sebagian lagi saya bawa untuk menyimpan ASIP hasil pumping selama menjalani Prajabatan.
Ok... dan saya pun berangkat dengan berat hati hiks....
Selama masa Prajabatan, kami memiliki libur 2 kali yaitu hari minggu pada minggu pertama dan kedua. Tentunya kesempatan libur ini saya manfaatkan untuk pulangdengan membawa oleh-oleh ASIP untuk Syafa. Apalagi kata sang Ayah, Syafa sedang flu. Setelah sampai di rumah, Syafa langsung menyambut saya dan minta digendong serta langsung mencari sumber ASI nya. Saat itu saya mendengar suara nafas Syafa terasa berat sekali. Sang ayah pun bilang kalau Syafa sesak... Karena belum paham tentang sesak nafas, saya kira sesaknya karena Syafa tidak bisa menegluarkan dahaknya. Tetapi menurut sang Ayah, Syafa sesak karena alerginya. Tentunya sang Ayah lebih paham karena genetik alergi Syafa juga diturunkan dari Sang Ayah yang juga alergi (asma).
O iya ta Ayah.... saya pun lagsung panik. Saya khawatir Syafa juga asma seperti Ayahnya. sang Ayah mengajak untuk membawa Syafa ke RS agar bisa di nebule. Setelah dinebule, Syafa mulai merasa nyaman, nafasnya juga tidak terlalu berat. Tetapi hal ini tidakberlangsung lama, 3 jam kemudian nafas Syafa terasa berat kembali dan Syafa tidak bisa tidur serta terus menangis. Kamipun segera membawa Syafa ke RS lagi untuk dinebule. Hal ini berlangsung beberapa kali hingga dahaknya bisa keluar. Berdasarkan pengalaman ini, akhirnya kamipun membeli nebulizer sendiri supaya lebih mudah terutama saat bepergian. Syafa selalu mengalami sesak setiap kali flu, sampai pernah dirawat karena nafasnya sesak sekali hingga paru-parunya agak membesar.
Hal inilah yang membuat saya tiba-tiba panik jika mendengar Syafa batuk-batuk. Tetapi dengan semakin bertambahnya usia Syafa, sistem kekebalan tubuhnya juga semakin baik. Alhamdulillah.... saat ini Syafa juga sudah jarang terserang flu dan sesak nafas. Kalaupun flu, penggunaan nebulizernya juga sudah jarang. Biasanya hanya dua sampai tiga kali saja. Hal ini seperti yang telah dijelaskan oleh DSA nya bahwa kekebalan tubuh anak akan semakin membaik seiring bertambahnya umur. Sejak usia 1 tahun pun Syafa sudah bisa mengkonsumsi susu sapi, ikan laut, udang, dsb tanpa mengalami efek alergi seperti waktu bayi dulu. Hanya saja saat ini saya membatasi konsumsi makanan ber MSG, coklat dan permen. Karena berdasarkan pengalaman, jika Syafa telah mengkonsumsi makanan tersebut langsung batuk-batuk.
Sehat terus ya Sayang...love you...
Wassalamualaikum Wr Wb
Uhuk..uhuk... terdengar suara batuk batuk Syafa. Segera saya menghampirinya, "Syafa tenggorokannya sakit ya..hidungnya buntu Nak?
Ya...saya selalu parno jika mendengar Syafa batuk-batuk. Meskipun kadang itu hanya batuk karena tersedak. Syafa meiliki alergi dari bayi. Munculnya alergi ini terlihat saat Syafa masih umur 2 hari saat dari Rumah Sakit diberikan susu formula. Muncul merah-merah di kedua pipi serta kelopak matanya sehingga wajahnya tampak sedikit bengkak. Kamipun segera berkonsultasi ke DSA. Ternyata menurut DSA nya, Syafa alergi protein susu sapi dan disarankan menggunakan susu hypoalergenik. Kamipun segera menghentikan pemberian susu formula dan hanya memberikan ASI. Alhamdulillah merah-merah di wajah Syafa mulai berkurang dan sembuh.
Ternyata pantangannya tidak sampai disitu saja, saat usia 3 bulan sering terdengar suara "grok..grok.." saat Syafa tidur dan hidungnya buntu sehingga mengganggu tidurnya. Awalnya saya kira Syafa terserang flu. Tapi setelah beberapa hari ternyata suhu badannya tetap normal dan tidak ada batuk ataupun ingus (maaf) yang keluar. Kamipun berkonsultasi kembali ke DSA. Penjelasan dari dokter ternyata ini karena ALERGI. Karena Syafa hanya mengkonsumsi ASI, saya disarankan untuk tidak mengkonsumsi susu sapi, daging ayam, telur,ikan laut, udang, kacang-kacangan. Yang boleh saya konsumsi daging sapi, tahu, tempe, sayuran. Dan untuk mengurangi hidung yang buntu, Syafa diberi cairan tetes hidung. Ok... demi Syafa saya ikuti semua saran dari DSA, saya mulai tidak mengkonsumsi makanan-makanan yang dilarang oleh DSA. Alhamdulillah.... suara grok-grok dan hidung buntu pun mulai hilang.
Saat Syafa berusia 6 bulan, saya mendapat panggilan untuk melaksanankan Prajabatan selama 21 hari sebagai persyaratan wajib bagi seorang CPNS agar bisa diangkat menjadi PNS. Tentunya hal ini membuat saya bimbang karena saya harus meninggalkan Syafa yang baru berusia 6 bulan. Tetapi saya juga tidak mungkin untuk meninggalkan kewajiban saya sebagai abdi negara.
Segala persiapan telah saya siapkan untuk Syafasebelum saya berangkat ke tempat Prajabatan. Mulai dari persiapan ASIP serta obat-obatan jikalau Syafa sakit. Dulu masih jarang sekali yang menjual botol untuk menyimpan ASI sehingga saya pun membeli berpuluh-puluh UC1*** yang botolnya saya akan saya gunakan untuk menyimpan ASIP. Sebagian botol saya gunakan untuk stok ASIP di rumah,dan sebagian lagi saya bawa untuk menyimpan ASIP hasil pumping selama menjalani Prajabatan.
Ok... dan saya pun berangkat dengan berat hati hiks....
Selama masa Prajabatan, kami memiliki libur 2 kali yaitu hari minggu pada minggu pertama dan kedua. Tentunya kesempatan libur ini saya manfaatkan untuk pulangdengan membawa oleh-oleh ASIP untuk Syafa. Apalagi kata sang Ayah, Syafa sedang flu. Setelah sampai di rumah, Syafa langsung menyambut saya dan minta digendong serta langsung mencari sumber ASI nya. Saat itu saya mendengar suara nafas Syafa terasa berat sekali. Sang ayah pun bilang kalau Syafa sesak... Karena belum paham tentang sesak nafas, saya kira sesaknya karena Syafa tidak bisa menegluarkan dahaknya. Tetapi menurut sang Ayah, Syafa sesak karena alerginya. Tentunya sang Ayah lebih paham karena genetik alergi Syafa juga diturunkan dari Sang Ayah yang juga alergi (asma).
O iya ta Ayah.... saya pun lagsung panik. Saya khawatir Syafa juga asma seperti Ayahnya. sang Ayah mengajak untuk membawa Syafa ke RS agar bisa di nebule. Setelah dinebule, Syafa mulai merasa nyaman, nafasnya juga tidak terlalu berat. Tetapi hal ini tidakberlangsung lama, 3 jam kemudian nafas Syafa terasa berat kembali dan Syafa tidak bisa tidur serta terus menangis. Kamipun segera membawa Syafa ke RS lagi untuk dinebule. Hal ini berlangsung beberapa kali hingga dahaknya bisa keluar. Berdasarkan pengalaman ini, akhirnya kamipun membeli nebulizer sendiri supaya lebih mudah terutama saat bepergian. Syafa selalu mengalami sesak setiap kali flu, sampai pernah dirawat karena nafasnya sesak sekali hingga paru-parunya agak membesar.
Hal inilah yang membuat saya tiba-tiba panik jika mendengar Syafa batuk-batuk. Tetapi dengan semakin bertambahnya usia Syafa, sistem kekebalan tubuhnya juga semakin baik. Alhamdulillah.... saat ini Syafa juga sudah jarang terserang flu dan sesak nafas. Kalaupun flu, penggunaan nebulizernya juga sudah jarang. Biasanya hanya dua sampai tiga kali saja. Hal ini seperti yang telah dijelaskan oleh DSA nya bahwa kekebalan tubuh anak akan semakin membaik seiring bertambahnya umur. Sejak usia 1 tahun pun Syafa sudah bisa mengkonsumsi susu sapi, ikan laut, udang, dsb tanpa mengalami efek alergi seperti waktu bayi dulu. Hanya saja saat ini saya membatasi konsumsi makanan ber MSG, coklat dan permen. Karena berdasarkan pengalaman, jika Syafa telah mengkonsumsi makanan tersebut langsung batuk-batuk.
Sehat terus ya Sayang...love you...
Wassalamualaikum Wr Wb
Tidak ada komentar:
Posting Komentar